Selasa, 29 Mei 2012

Arca Manusia Berwajah Kera Ditemukan


Minggu, 27 Mei 2012 22:17 wib wib
Arca yang ditemukan di Kauman, Tulungagung (Foto: Koran SI/Solichan Arif)

TULUNGAGUNG - Arca bersosok manusia yang terukir dengan rupa seekor kera ditemukan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Kedua bola matanya melotot besar dengan mulut yang menyeringai lebar, seolah sengaja memamerkan sebarisan gigi geraham dan taringnya yang tajam.

Ada motif rambut yang menggimbal pada bagian kepala, terjuntai tak beraturan hingga menutupi kedua telinga. Posisinya berdiri tegak dengan sikap siaga, serupa pose arca Dwarapala, penjaga pintu gerbang kompleks percandian.

Arca setinggi 75 sentimeter dan lebar 50 sentimeter itu ditemukan tujuh meter di dalam tanah.

Belum diketahui pasti, apakah arca tersebut merupakan Anoman, yang dalam epik Ramayana disebut Kstaria dari Padepokan Kendalisada. Mungkin juga Sugriwa, paman Anoman, tokoh protagonis Raja Kera Gua Kiskenda yang dalam kisah “Rama Tambak” membantu Sri Rama untuk membawa kembali Dewi Shinta dari cengkraman Raja Alengka Rahwana.

Yang pasti tidak ada ukiran kain poleng (motif kotak hitam putih) di antara kaki sebagaimana ciri khusus Sang Kera Putih. Juga tidak ada mahkota raja bertengger sebagaimana tanda kebesaran Raja Sugriwa.

Arca yang relatif kecil tersebut terbuat dari batu berwarna coklat, sedikit merah dan cenderung kehitaman. Melihat sifatnya yang lebih lunak, tentunya bukan sejenis batu cadas andesit seperti halnya arca di kompleks Candi Hindu Siwa di masa Kerajaan Mataram Kuno abad ke-8 Prambanan, Jawa Tengah, atau Candi Budha peninggalan Wangsa Sanjaya (Borobudur) 856 M di Muntilan.

Jasmuni (58) dan anaknya, Kurnawan (27) yang kali pertama menemukan arca kera tersebut di balik reruntuhan lokasi penggalian batu dan pasir di Dusun Krajan, Desa Pucangan, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung.

Lahan tersebut merupakan pertambangan pasir dan batu yang bersebelahan dengan Sungai Song yang bermata air dari Gunung Wilis.

“Saat itu kami langsung curiga, jangan-jangan itu sebuah arca,“ tutur Jasmuni, Minggu (27/5/2012).

Karena takut logam linggis akan merusak, Jasmuni dan Kunawan menggunakan mengeruk pasir menggunakan tangan mereka.

Untuk alasan keamanan, arca Wanara tersebut dibawa ke Polsek Kauman. Penemuan benda purbakala tersebut bukan kali pertama di daerah itu.

Pada 2010, seorang pencari batu, Mujiono, lebih dulu menemukan arca Dewi Parwati atau istri Dewa Siwa yang memiliki empat tangan. Ukuranya lebih besar, yalni tinggi dan lebar sekira 130 sentimeter.

“Lokasi penemuan itu berjarak sekitar 30 meter dari lokasi penemuan arca kera ini,” tutur Mujiono di kesempatan yang sama. Arca istri Dewa Siwa tersebut juga terpendam di dalam tanah di kedalaman tak jauh berbeda.

Karena berada terlalu lama di dalam tanah, patung perwujudan Ratu Majapahit itu mengalami kerusakan di wajah. Arca itu sekarang berada di Museum Tulungagung.

0 komentar: